Waspada!! Ciri-Ciri Penipuan Kerja ke Jepang

Di tengah terpuruknya ekonomi Indonesia di masa pandemi seperti sekarang ini, nampaknya membuat minat masyarakat Indonesia untuk bekerja di Jepang semakin tinggi. Iming-iming penghasilan yang tinggi hingga puluhan juta rupiah tentu menjadi daya tarik utama.

Namun, kita patut waspada karena artinya penipu pun semakin banyak berkeliaran untuk menjaring mangsa yang masih minim pengetahuan tentang dunia kerja di Jepang.

TipTap Japan sudah merangkum ciri-ciri penipuan kerja ke Jepang yang biasa dilancarkan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab tersebut berdasarkan kejadian yang sudah pernah terjadi. Simak yang berikut ya!

  • Iming-iming berangkat cepat

Sebaiknya kalian curiga jika dijanjikan bisa berangkat kurang dari 1 bulan, mengingat ada banyak hal yang perlu disiapkan sebelum keberangkatan, yaitu pelatihan, pengurusan COE, Visa, dsb, sehingga minimal perlu waktu sekitar 3 bulan.

  • Tidak perlu bisa Bahasa Jepang

Biasanya satu paket dengan iming-iming berangkat cepat. Kandidat tidak perlu belajar Bahasa Jepang sehingga bisa berangkat lebih cepat. Sekalipun menjadi pekerja lapangan, bahasa tetap penting dalam komunikasi 2 arah, sehingga meminimalisir kesalahpahaman.

  • Tidak ada pelatihan

Tidak harus selalu pelatihan skill, tapi bisa juga pelatihan sederhana tentang kehidupan di Jepang, contoh: cara naik kereta, cara memilah sampah, aturan dan budaya di Jepang, dsb. Meskipun terlihat sepele tapi hal ini bermanfaat supaya kandidat tidak kaget dengan adanya perbedaan aturan dan budaya.

  • Menggunakan Visa Waiver/Visa Turis

Visa Waiver/Visa Turis hanya berlaku 90 hari dan tidak bisa digunakan untuk bekerja. Modusnya kalian akan berangkat dengan Visa Waiver, setelah tiba di Jepang kalian akan diminta mengurus Visa Pengungsi supaya bisa kalian bisa bekerja. Padahal kalau kalian mengajukan Visa Pengungsi otomatis kalian akan melepaskan status WNI kalian dan tidak bisa mendapat perlindungan hukum dari Kedutaan Besar RI di Jepang.

  • Biaya tidak masuk akal

Biaya magang umumnya 20-40 jutaan, sedangkan SSW berkisar 10-20 jutaan. Banyak penipu yang menjanjikan pasti bisa berangkat ke Jepang apabila membayar biaya tidak masuk akal, mulai dari 50-100 juta. Waspadai biaya besar tapi tidak jelas diperuntukkan apa, karena pasti ada perincian di setiap rupiah yang kalian bayarkan.

  • Minta biaya di depan tanpa ada perjanjian

Tidak ada salahnya jika kalian diminta membayar biaya di depan, karena kandidat yang nakal pun ada banyak. Misalnya, kandidat sudah ikut pelatihan dan proses pengurusan dokumen tapi tiba-tiba hilang tanpa kabar dan belum membayar sepeserpun. Selain rugi uang dan waktu, hal ini juga mencoreng nama baik perusahaan di mata orang Jepang. Makanya wajar jika ada perusahaan yang meminta biaya di depan. Hal yang perlu diperhatikan adalah harus ada perjanjian tertulis di atas materai mengenai pembayaran tersebut. Kalau cuma berupa janji manis di mulut, ucapan mantan jauh lebih manis (lah?).

Sebagai bonus, ada beberapa hal lain yang wajib diperhatikan meskipun tidak sampai mengarah ke penipuan. Tapi, hal ini berpotensi dapat menimbulkan permasalahan di Jepang karena adanya misinformasi, antara lain:

  • Biaya gratis tanpa embel-embel

Tidak banyak perusahaan yang benar-benar menggratiskan biayanya. Kebanyakan yang terjadi di lapangan adalah perusahaan hanya memberikan dana talangan, sehingga kalian tetap berkewajiban membayar biaya tersebut dengan cara memotong gaji kalian di Jepang. Hal yang seringkali menjadi masalah bahwa hal ini tidak diberitahukan sebelumnya, sehingga banyak kandidat yang kaget ketika gajinya tiba-tiba terkena potongan.

  • Gaji Bombastis yang Click Bait

Banyak iklan lowongan yang kadang-kadang menampilkan gaji click bait untuk menarik minat kandidat. Contohnya “Penghasilan 300 juta” ditulis besar tapi tulisannya berikutnya “dalam 3 tahun bekerja” ditulis dalam huruf kecil yang bahkan tidak terbaca. Sebetulnya tidak ada yang salah, karena penghasilan 300 juta dalam 3 tahun adalah nominal yang wajar. Yang menjadi masalah adalah hal tersebut membuat orang salah paham dan berpikir bahwa 300 juta itu adalah penghasilan yang didapatkan selama 1 bulan. Padahal itu cuma bahasa iklan saja.

  • Informasi setengah-setengah

Kandidat juga kadang tidak mendapat informasi yang utuh dari perusahaan. Kasus yang sering terjadi adalah kandidat tidak tahu jika diwajibkan membayar pajak dan asuransi yang dipotongkan dari gaji tiap bulan. Oleh karena itu, supaya nanti tidak menjadi masalah pastikan dulu ke perusahaan berapa gaji bersih yang kalian akan dapatkan setelah dipotong berbagai biaya ini itu.

Sekian dulu dari TipTap Japan, semoga bisa membantu teman-teman untuk menghindari penipuan. Kalau kalian pernah menemui ciri-ciri penipu lainnya, kalian bisa komentar di bawah ya!